Di Pantai Pasir Putih
Menjelang musim panas di pantai.
Ombak yang menjatuhkan domino. Langit biru menghiasi cakrawala. Burung-burung
camar berterbangan di atas air. Angin laut yang berhembus membawa ketenangan.
Terlihat diatas papan berdiri seorang laki-laki tampan, tinggi, putih dan
bertubuh atletis yang membalikan badannya dan melompat melewati ombak. Seorang
gadis terlihat sedang duduk sendirian di pantai pasir putih sambil
memperhatikan laki-laki itu.
“Hey Arnold jangan lama-lama dong
main selancarnya, gue sendirian nih di sini udah kaya kambing congek.” Teriak
gadis itu.
“Iya tunggu sebentar, ombaknya lagi bagus nih.” Teriak Arnold.
Gadis itu terlihat bosan menunggu di pantai pasir putih sendirian. Gadis itu berdiri dan menuju sebuah pohon kelapa yang ada di belakangnya. Dia duduk dan bersandar di pohon itu dan memakai kaca mata hitamnya sambil menikmati keindahan laut dan pantai dengan pasir putihnya. Gadis itu bernama Cindy, seorang gadis yang cantik berambut panjang.
“Iya tunggu sebentar, ombaknya lagi bagus nih.” Teriak Arnold.
Gadis itu terlihat bosan menunggu di pantai pasir putih sendirian. Gadis itu berdiri dan menuju sebuah pohon kelapa yang ada di belakangnya. Dia duduk dan bersandar di pohon itu dan memakai kaca mata hitamnya sambil menikmati keindahan laut dan pantai dengan pasir putihnya. Gadis itu bernama Cindy, seorang gadis yang cantik berambut panjang.
Cindy sedang menikmati keindahan
pantai pasir putih bersama sahabat dekatnya Arnold. Pantai yang memiliki banyak
kenangan bagi mereka berdua. Tapi sayangnya Arnold terlalu sibuk dengan papan
selancarnya. Dulu ketika mereka masih kecil, mereka sering bermain bersama di
pantai ini, membuat istana pasir, mengumuplkan kerang sampai suatu saat pernah
mereka myaksikan kembang api bersama saat malam pergantian tahun. Dan sekarang
ketika mereka telah beranjak dewasa, secara diam-diam Cindy menyukai Arnold
tapi sulit bagi Cindy untuk mengungkapkannya. Mungkin itu yang disebut sahabat
jadi cinta.
Sebenarnya bukan Cindy malas bermain air dilaut dan hanya duduk menunggu Arnold di pantai tapi Cindy terauma oleh laut karena dulu saat masih kecil dia hampir tenggelam saat dia sedang bermain ombak bersama Arnold.
Sebenarnya bukan Cindy malas bermain air dilaut dan hanya duduk menunggu Arnold di pantai tapi Cindy terauma oleh laut karena dulu saat masih kecil dia hampir tenggelam saat dia sedang bermain ombak bersama Arnold.
*
Ah Cindy semakin bosan dengan
suasana itu, padahal sudah lama dia dan Arnold tidak ke pantai itu. Cindy mencoba mencari-cari perhatian Arnold. Cindy mengambil sebatang ranting yang
ada di sampingnya. Dia berdiri dan berjalan menuju pasir putih yang ada di
bibir pantai. Dengan ranting di tangan kanannya, di atas pasir pantai itu
Cindy membuat gambar seorang putri duyung.
“Arnold, coba deh liat ini.” Teriak Cindy.
Suara itu pun tak tersampaikan. Hanya mentari yang meilhat gambar itu dengan sorot sinarnya. Arnold tetap asik berakrobatik diatas ombak dengan papan seluncurnya. Dengan wajah penuh kecewa, Cindy kembali duduk di bawah pohon kelapa itu.
Dia memiliki cara lain untuk menarik perhatian Arnold. Cindy berlari menuju pasir putih yang ada di bibir pantai. Dia ambil pasir pantai yang ada di sekelilingnya dan perlahan membuat sebuah istana pasir kecil. Dengan senyuman dan semangat, Cindy membangun istana pasirnya. Tidak sulit bagi Cindy membuat sebuah istana pasir, karena dulu saat masih kecil dia sering membuat istana pasir seperti ini.
“Arnold, coba deh liat ini.” Teriak Cindy.
Suara itu pun tak tersampaikan. Hanya mentari yang meilhat gambar itu dengan sorot sinarnya. Arnold tetap asik berakrobatik diatas ombak dengan papan seluncurnya. Dengan wajah penuh kecewa, Cindy kembali duduk di bawah pohon kelapa itu.
Dia memiliki cara lain untuk menarik perhatian Arnold. Cindy berlari menuju pasir putih yang ada di bibir pantai. Dia ambil pasir pantai yang ada di sekelilingnya dan perlahan membuat sebuah istana pasir kecil. Dengan senyuman dan semangat, Cindy membangun istana pasirnya. Tidak sulit bagi Cindy membuat sebuah istana pasir, karena dulu saat masih kecil dia sering membuat istana pasir seperti ini.
Tak berapa lama, istana pasir kecil
yang dia buat berdiri dengan kokohnya.
“Hey Arnold, ayo dong coba sekarang liat apa yang gue buat nih.” Teriak Cindy.
Perasaaan tidak enak, Arnold tidak memperhatikan Cindy. Dan suara itu pun tak tersampikan lagi.
“Hey Arnold, ayo dong coba sekarang liat apa yang gue buat nih.” Teriak Cindy.
Perasaaan tidak enak, Arnold tidak memperhatikan Cindy. Dan suara itu pun tak tersampikan lagi.
Cindy bingung apa yang harus dia lakukan lagi untuk menarik perhatian Arnold agar mau bermain dengannya di pantai. Cindy berjalan menuju tas pikiniknya. Dia mengambil selembarkan kain dan menghamparkannya di bawah payung pantai yang di tancapkan diatas pasir pantai. Lalu dia membaringkan dirinya diatas kain itu. Dia pakai kacamata hitam dan dia pandang langit biru yang ada di atasnya.
“Haaahhh…. Padahal udah lama ga
ketemu Arnold. Dan dia ga pernah berubah, dia tetep cuek kalo lagi mainin apa
yang dia suka. Tapi kenapa gue jadi suka sama dia ya? Ahhh… mungkin ini yang
dinamakan cinta, cinta emang buta meski melihat karena cinta hanya bisa melihat
dengan hati hahaha.” Ucap Cindy sambil tertawa kecil.
Angin laut yang berhembus dengan lembut dan suasana tenang yang melingkupi pantai pasir putih itu, membuat Cindy tanpa sadar menutup matanya dan tertidur. Burung-burung camar silih berganti berterbangan. Daun-daun melambai-lambai tertiup angin.Ombak datang bergulung-gulung mengikis pasir pantai yang putih. Sungguh nyaman sekali suasana pantai kala itu.
Angin laut yang berhembus dengan lembut dan suasana tenang yang melingkupi pantai pasir putih itu, membuat Cindy tanpa sadar menutup matanya dan tertidur. Burung-burung camar silih berganti berterbangan. Daun-daun melambai-lambai tertiup angin.Ombak datang bergulung-gulung mengikis pasir pantai yang putih. Sungguh nyaman sekali suasana pantai kala itu.
*
Seseorang datang membangunkan Cindy.
Cindy membuka matanya. Di sampingnya berdiri Arnold yang sedang membawa papan
seluncur di tangan kanannya.
“Kenapa lo tidur disini?” Tanya Arnold.
“Ah abisnya lo keasikan main sama papan selancar lo itu. Padahal tadi gue manggil-manggil lo. Ya gue tidur aja dari pada gue nungguin lo duduk-duduk di pantai kaya penyu mau lahiran.” Ucap Cindy.
“Hahaha iya iya sory, yaudah dari pada lo duduk-duduk ga jelas disini,mending lo ikut gue berenang di laut yuk, lo bisa berenangkan?”
“Bisa sih, tapiii….”
“Ayo udah ga usah pake lama.” Ucap Arnold sambil berlari menuju air laut.
Cindy bingung apa yang harus dia lakukan. Di satu sisi dia masih trauma dengan laut dan di sisi lain dia ingin sekali berenang di laut bersama Arnold. Tak sanggup lagi kalau hanya menunggu di pinggir pantai, ingin sekali Cindy bermain dengan Arnold. Di sinar mentari Cindy merentangkan tangannya. Lalu di atas pasir putih itu Cindy melemparkan celana jeans dan kemejanya dan berlari mengejar Arnold menuju air laut.
“Kenapa lo tidur disini?” Tanya Arnold.
“Ah abisnya lo keasikan main sama papan selancar lo itu. Padahal tadi gue manggil-manggil lo. Ya gue tidur aja dari pada gue nungguin lo duduk-duduk di pantai kaya penyu mau lahiran.” Ucap Cindy.
“Hahaha iya iya sory, yaudah dari pada lo duduk-duduk ga jelas disini,mending lo ikut gue berenang di laut yuk, lo bisa berenangkan?”
“Bisa sih, tapiii….”
“Ayo udah ga usah pake lama.” Ucap Arnold sambil berlari menuju air laut.
Cindy bingung apa yang harus dia lakukan. Di satu sisi dia masih trauma dengan laut dan di sisi lain dia ingin sekali berenang di laut bersama Arnold. Tak sanggup lagi kalau hanya menunggu di pinggir pantai, ingin sekali Cindy bermain dengan Arnold. Di sinar mentari Cindy merentangkan tangannya. Lalu di atas pasir putih itu Cindy melemparkan celana jeans dan kemejanya dan berlari mengejar Arnold menuju air laut.
***
polanya bagus tapi kayak belum selesai ceritanya ya?
BalasHapussengaja di gantungin ceritanya, biar bisa dibikin part 2nya hehe :D
BalasHapuskenapa harus pake part 2 tang?
BalasHapus