Senin, 21 Januari 2013

Cerpen Wedus (Beby JKT48)


 Serabi Isi Cinta

            Sore itu aku dan dua sahabatku baru saja pulang dari kampusku di Jatinangor. Aku mengendarai mobil Sijuki SX 4 berwarna hitam menuju kost-kostanku yang jaraknya tidak sejauh antara langit dan bumi. Di sampingku duduk sahabatku, Jemmy, seorang cowo berwajah oriental, berkulit putih dan memiliki rambut berponi mirip personil boy band korea. Di bagian belakang duduk salah seorang sahabatku yang lain, Harry namanya, seorang cowo yang tampan, cool dan kece kata neneknya.
            “Eh laper nih, kita makan dulu yuk ah.” Ucap Harry sambil memegangi perutnya.
            “Makan mulu lo, mending kalo gak ngutang.”
Ucapku pada Harry.
            “Yang penting kan gue bayar nanti pas tanggal muda.”
            “Makan dimana nih? Lo punya refrensi tempat makan yang enak tapi murah gak Jem?” Tanyaku pada Jemmy.
            “Hmm….gue tau dimana. Kita makan di café surabi aja.” Usul Jemmy.
            Aku melesatkan mobilku menuju tempat makan yang diusulkan Jemmy.

*

            Suasana café surabi terlihat cukup ramai.Aku dan sahabat-sahabatku duduk di salah satu sudut café dengan 4 buah tempat duduk yang mengelilingi sebuah meja yang terbuat dari kayu.
            “Mana pelayannya nih?” Tanya Harry sambil memperhatikan kesekeliling café.
            “Tungguin aja nanti juga dateng.” Ucapku sambil asik memainkan hand phone.
            Seorang pelayan wanita berjalan kearahku dan sahabat-sahabatku. Pelayan itu mengenakan celemek dan memegang daftar menu yang dia bekap didadanya.
            “Maaf ada yang bisa saya bantu, kalian mau pesan apa?” Tanya pelayan itu dengan logat sundanya.
            “Hmm…. saya mau pesannn…. “ Ucapku dan langsung terdiam saat ku palingkan pandanganku kearah pelayan itu.
            Aku harus mengucapkan seribu kali WAW untuk pelayan yang sangat cantik dan manis itu.
            “Mau pesan apa?” Tanya pelayan itu lagi.
            Tanpa sadar ku berkata, “Cantik.”
            “Hah? Cantik?” Tanya pelayan itu heran.
            “Maaf ya teh, temen saya gila.” Ucap Jemmy.
            “Oh hehe iya gapapa.” Ucap pelayan itu terheran dengan senyum yang sedikit memaksa.
            “Yaudah deh kita mesen surabi coklat kejunya 6 sama jus jeruknya 3.” Ucap Jemmy.
            “Surabi coklat kejunya 6 sama jus jeruknya 3, tunggu sebentar ya.” Ucap pelayan itu dan beranjak dari tempatnya.
            Aku masih saja terdiam dan terpana melihat pelayan itu di kejauhan. Rasanya seperti melihat bidadari tanpa sayap yang turun kebumi untuk menemani kesendirian ku.

            “Hah…. cantik…. cantik…. “ Ucapku tak tersadar.
            “Heh orang gila!” Ucap Harry yang coba menyadarkanku.
            “Cantik…. cantik….” Ucapku yang masih saja tak tersadar.
            “Wah kumat nih anak.” Ucap Harry.
            “Sini gue tau caranya biar dia sadar.” Ucap Jemmy sambil mencari sesuatu di dalam tasnya. Jemmy mengeluarkan dari dalam tasnya sebuah benda yang tidak asing bagi orang yang sering pegal-pegal. Jemmy membuka penutup benda itu dan mengambil sedikit isinya. Lalu Jemmy mengoleskannya ke bibirku.
            “Cuiiih…. apaan nih?” Ucapku tersadar sambil mengelap bibirku dengan tisu.
            “Hahaha lagian sih lo kaya orang gila, ngomong sendiri.” Ledek Harry.
            “Lo olesin apaan ke bibir gue?”
            “Hahaha gue olesin balsam.” Ucap Jemmy.
            “Pantes aja rasanya pedes-pedes anget…. Sialan lo, liat aja nanti gue…..”

            Kata-kataku terhenti ketika pelayan yang cantik dan manis itu datang. Aku kembali terdiam dan terpana.
            “Ini pesananya.” Ucap pelayan itu sambil menyajikan makan yang kami pesan ke atas meja.

            “Sini-sini biar saya bantu.” Ucapku.
            “Hmm…. nama kamu siapa?” Tanyaku dengan sedikit modus.
            “Nama saya Beby. Kalo butuh sesuatu panggil saya aja.” Ucap pelayan itu sambil tersenyum dan berjalan pergi.
            Oh…. Beby, sungguh dia bagaikan mentari yang menyinari kesendirian di dalam hidupku. Dia bagaikan pelangi di sore hari. Dia cantik, manis dan ah…. dirinya sulit untuk diukir dengan kata-kata.

*

            Tak terasa piring-piring yang berisi makanan telah kosong tak tersisa. Jemmy memanggil pelayan untuk membayar makanan. Dan pelayan yang bernama Beby itu datang menghampiri kami.
            “Berapa semuanya teh?” Tanya Jemmy.
            “Semuanya jadi 50 ribu.”
             “Sini biar gue yang bayar.” Ucapku sambil mengeluarkan dompet.
            “Tumben nih orang baik banget.” Ucap Harry.
             “Biasa deh, kalo ada cewe cakep emang kaya gitu dia.” tambah Jemmy.
            “Oh iya kembaliannya ambil aja.” Ucapku dengan ekspresi yang cool.
            “Hmm…. tapi kayanya uangnya pas 50 ribu.”
            “Oh heheiya lupa.” Ucapku dengan senyum memaksa karena menahan rasa malu.

             Beby tersenyum dan pergi meninggalkanku dan sahabat-sahabatku. Kami juga beranjak pulang. Sebetulnya berat kaki ini melangkah meninggalkan café surabi dengan pelayannya yang seperti bidadari yaitu Beby. Ingin sekali aku mengenal lebih Beby dekat lagi. Dan aku tau bagaimana caranya.

*

            Hari telah berganti dan tak bisa ku hindari. Siang itu setelah pulang dari kampus, tanpa sepengetahuan sahabat-sahabatku, aku pergi ke café surabi. Aku ingin menjalankan misiku untuk bisa dekat dengan Beby. Tiba di café surabi, aku memilih duduk di tempat kemarin, waktu aku dan sahabat-sahabatku makan di café ini. Wah aku melihat Beby,dan langsung saja aku memanggilnya.
            “Hey Beby!”
            Beby datang menghampiriku.
            “Oh kamu yang kemarin ya? Mau pesan apa?” Tanya Beby dengan tersenyum.
            “Hmm…. Kaya biasa deh, surabi coklat kejunya 1 sama jus jeruk ya.”
            “Oke deh, tunggu sebentar ya.” Ucap Beby beranjak pergi.
            “Eh tunggu dulu.” Ucapku menghentikan langkah Beby.
            “Kenapa?”
            “Surabinya jangan terlalu manis ya, soalnya kan udah ada Beby yang senyumnya manis banget hehe.”
            “Hahaha bisa aja deh.”
            Beby beranjak pergi menuju dapur pesanan. Aku hanya melihatnya dari tempat dudukku. Waw Beby memang sungguh cantik dan manis. Tak berapa lama Beby datang membawa pesananku.
            “Ini pesanannya, selamat menikmati ya.” Ucap Beby dengan lembut.
            Aku hanya menganggukkan kepalaku. Surabi coklat keju yang ku makan menjadi lebih manis ketika ku menikmatinya sambil melihat Beby di kejauhan. Sedikit demi sedikit, surabi yang ku makan pun habis. Tanpa memanggil pelayan, aku langsung meletakan uangku dan juga meletakan setangkai bunga mawar diatas meja. Lalu ku langsung pergi meninggalkan café itu.
            Beby datang menghampiri mejaku. Beby terkejut saat tak melihatku. Dia hanya melihat uang yang ku bayarkan dan setangkai bunga mawar diatas meja. Ada sebuah kartu ucapan bertuliskan “Untukmu Beby” di samping bunga mawar itu. Beby hanya tersenyum melihatnya. Lalu dia ambil uang dan bunga mawar itu, dan beranjak keluar café. Di luar café, Beby memperhatikan kesekeliling mencariku. Tapi dia tak melihatku sama sekali dan dia pun masuk kembali kedalam café.

*

      Setiap malam aku ke café surabi itu sambil memberikan bunga mawar untuk Beby ya meskipun tidak secara langsung memberikannya. Hingga suatu malam seperti biasa aku makan di café surabi itu. Dan seperti hari-hari lainnya Beby yang datang menghampiriku.
      “Nih pesanannya.” Ucap Beby sambil memberikan surabi keju coklat dan jus jeruk kesukaanku.
      “Loh, kan gue belom mesen, kok lo tau aja sih kalo gue mau mesen ini.” Ucapku sambil tersenyum pada Beby.
      “Ya emang ini yang biasa lo pesen kan?” Ucap Beby sambil tersenyum kearahku.
      Aku hanya tersenyum dan menganggukan kepala. Saat ini aku sudah mulai dekat dengan Beby. Tapi aku masih malu untuk mengungkapkan langsung perasaanku pada Beby saat ini. Tapi malam ini adalah malam spesial. Aku akan menyatakan cintaku pada Beby malam ini.
      Jam pun menunjukkan pukul 22.00, aku menunggu Beby di parkiran cafe itu. Akhirnya Beby keluar dari cafe. Saat aku ingin menemuinya, kulihat Beby mendatangi seorang laki-laki. Beby mencium tangan laki-laki itu. Lalu Beby berboncengan dengan laki-laki itu dan pergi meninggalkanku. Bagai petir di siang bolong, sungguh sakit sekali hati ini melihat kejadian itu. Ah.... aku hanya pasrah, mungkin dia pacarnya Beby. Memang inilah cinta, dari dulu penderitaannya tiada akhir. Aku berjalan pelan dengan rasa sakit di hati menuju mobilku. Mungkin kali ini aku telah gagal lagi dalam petualangan cintaku.
*
      Sejak saat itu aku tidak lagi ke cafe surabi itu. Aku takut sakit hati ini tak tertahankan jika aku melihat Beby.
      “Oi tumben lo gak ke cafe surabi buat modusin si Beby?” Tanya Harry.
      “Dia udah punya cowo.” Jawabku.
      Tiba-tiba suasana menjadi hening. Harry dan Jemmy saling berhadap-hadapan.
      “Serius lo?” Tanya Jemmy.
      “Iya bener.”
      “Coba lo ceritain ke kita dong. Kita kan sahabat lo, pasti bakal kita bantu deh masalah lo ini.” Ucap Jemmy.
      Aku pun menceritakan semuanya kepada Harry dan Jemmy.
      Sebagai sahabat sejati, Jemmy dan Harry yang mendengar ceritaku ini berinisiatif untuk mencari tau lebih dalam masalahku ini. Mereka pun bergegas menuju cafe surabi.
      “Oi Beb.” Panggil Jemmy.
      “Eh kalian, temen kalian yang suka ngegombal itu mana? Tumben dari seminggu yang lalu dia ga pernah kesini lagi” Tanya Beby.
      “Nah, kebetulan Beb, gue mau cerita sesuatu sama lo.” Ucap Jemmy.
      Jemmy dan Harry menceritakan masalahku ini pada Beby. Berharap masalah ini bisa terselesaikan.
      Sore itu aku sedang duduk-duduk di taman menunggu sahabat-sahabatku itu kembali dari cafe surabi. Aku sudah tak memikirkan Beby lagi meskipun masih ada rasa cinta di dalam lubuk hatiku untuk Beby. Ah.... aku hanya menatap langit senja yang berwarna oranye diatas bangku taman, sambil berharap akan ada cinta sejati yang datang untuk menghilangkan kesendirianku. Tiba-tiba seseorang duduk disampingku. Saat ku palingkan wajahku ke orang itu dan ternyata.
      “Beby?” Tanyaku heran.
      “Ngapain lo disini?” Lanjutku.
      “Gue mau minta maaf sama lo, ternyata gue gak peka sama perasaan lo.” Ucap Beby.
      “Jadi lo sekarang tau perasaan gue sama lo. Tapi kan lo udah punya cowo.”
      “Tau dari mana?”
      “Waktu itu lo pulang bareng cowo, dan itu cowo lo kan?”
      “Hahaha bukan, lo salah paham, itu tuh kakak gue.”
      “Jadi lo belom punya cowo?”
      Beby terdiam sesaat.

      “Hmm.... gue mau ngasih sesuatu buat lo nih.” Ucap Beby sambil memberikanku sekotak surabi.
      “Ini surabi?”
      “Iya ini surabi isi cinta.” Ucap Beby dengan wajah yang memerah karena malu.
      Aku terdiam, apakah mungkin ini suatu kode dari Beby. Aku langsung mengambil sesuatu di dalam tasku.
      “Hmm.... Beby, lo mau gak jadi cewe gue.” Ucapku sambil menyodorkan sebuah bunga mawar yang tadinya aku siapkan untuk salam perpisahanku pada Beby.
      Beby terdiam menatapku dengan wajah yang memerah. Dan pada akhirnya....
      “Iya gue mau.”
      Betapa senangnya perasaanku saat itu. Rasanya ingin melompat dari atas gedung tertinggi tapi gak jadi karena aku takut ketinggian. Aku harus bilang berjuta-juta WAW untuk kejadian sore ini.
      “Hmm.... Beby tau gak kenapa Tuhan menciptakan mulut?”
      “Emang kenapa?”
      “Karena supaya aku bisa bilang I Love You ke kamu.”
      Beby hanya tertunduk malu. Ditemani burung-burung yang berterbangan dan dihiasi matahari senja berwarna oranye. Akupun menikmati sore yang indah itu di taman bersama Beby sambil ku nikmati surabi isi cinta yang di berikan oleh Beby.


***

5 komentar:

  1. argghh gue ngebayanginnya aja udeh ngefly beby~ oh beby~

    BalasHapus
  2. gila keren nih, coba ada lanjutannya :v

    BalasHapus
  3. keren ceritanya ^_^, buat fanfict lagi dong tentang beby

    BalasHapus
  4. Wah?
    Cerita nya keren engga bosen untuk di baca?

    BalasHapus